TIMES TANGERANG, TANGERANG SELATAN – Paparan media sosial dan penggunaan gawai yang tidak terkontrol pada anak usia dini dinilai dapat berdampak serius terhadap kesehatan mental dan perkembangan sosial mereka.
Menyikapi fenomena tersebut, Tim Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang (Unpam) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Anak Usia Dini”.
Kegiatan edukatif ini dilaksanakan di Sport Club Serpong Lagoon, Tangerang Selatan. Sekitar 50 keluarga yang tergabung dalam anggota Posyandu Serpong Lagoon turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut dengan antusias.
Ketua Posyandu Serpong Lagoon, Tuti Sutiah, mengapresiasi langkah Unpam yang dinilai sangat relevan dengan kondisi keluarga saat ini. Menurutnya, masih banyak orang tua yang belum sepenuhnya menyadari risiko penggunaan gawai dan media sosial secara berlebihan pada anak usia dini.
Ia menyoroti kebiasaan sebagian orang tua yang menjadikan gawai sebagai “alat penenang instan” saat anak rewel, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.
“Usia dini adalah masa emas pembentukan karakter, emosi, dan kemampuan sosial anak. Jika sejak awal anak terlalu sering terpapar layar, dikhawatirkan perkembangan mental dan sosialnya bisa terganggu,” ujar Tuti Sutiah dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Rabu (17/12/2025).
Dampak Media Sosial Tak Sekadar Masalah Fisik
Dalam sesi utama, tim PkM dosen Unpam menjelaskan bahwa dampak penggunaan media sosial pada anak tidak hanya sebatas keluhan fisik seperti mata lelah atau kurang gerak.
Lebih dari itu, paparan digital yang berlebihan berpotensi memengaruhi perkembangan emosi, konsentrasi, hingga kemampuan bersosialisasi anak.
Dijelaskan bahwa waktu anak yang tersita untuk menatap layar akan mengurangi kesempatan bermain aktif dan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Padahal, aktivitas bermain bersama teman sebaya sangat penting untuk melatih empati, komunikasi, serta pemahaman terhadap ekspresi dan bahasa tubuh.
“Anak yang terlalu sering berinteraksi dengan layar berisiko mengalami kesulitan berkomunikasi secara alami, kurang peka terhadap isyarat non-verbal, dan memiliki keterampilan sosial yang belum matang,” ungkap salah satu pemateri.
Selain itu, stimulasi visual yang cepat dan intens dari media sosial juga dinilai dapat mengganggu regulasi emosi anak. Paparan konten tanpa filter berpotensi memicu kecemasan, mudah frustrasi, hingga kesulitan mempertahankan fokus.
Bahkan, citra-citra yang tidak realistis di media sosial dapat mulai membentuk pola perbandingan sosial sejak dini dan memengaruhi rasa percaya diri anak.
Edukasi Literasi Digital untuk Keluarga
Sebagai solusi, tim PkM dosen Unpam memberikan sejumlah rekomendasi praktis agar orang tua dapat menerapkan pola penggunaan teknologi yang lebih sehat di lingkungan keluarga.
Salah satunya adalah dengan menetapkan zona bebas gawai di rumah, seperti di kamar tidur dan meja makan, guna memperkuat kualitas interaksi antaranggota keluarga.
Orang tua juga diingatkan untuk menjadi teladan dalam penggunaan ponsel. Kebiasaan orang tua yang terlalu sering bermain gawai di depan anak dapat secara tidak langsung ditiru oleh anak.
“Anak belajar dari contoh. Jika orang tua bijak menggunakan ponsel, anak pun akan meniru kebiasaan tersebut,” jelas tim PkM.
Apabila anak diperbolehkan menggunakan gawai, orang tua disarankan untuk mendampingi serta memilih konten yang bersifat edukatif dan sesuai dengan usia perkembangan anak, bukan sekadar hiburan pasif untuk mengisi waktu.
Dorong Orang Tua Jadi Mitra Perlindungan Anak di Era Digital
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, tim dosen Unpam berharap para orang tua, khususnya di lingkungan Serpong Lagoon, dapat lebih sadar dan proaktif dalam mengawasi penggunaan media sosial pada anak usia dini.
Kegiatan ini juga menjadi upaya nyata perguruan tinggi dalam berkontribusi terhadap peningkatan literasi digital keluarga, sekaligus melindungi generasi muda dari risiko gangguan kesehatan mental di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Dengan edukasi yang tepat dan peran aktif orang tua, penggunaan teknologi diharapkan dapat menjadi sarana pendukung tumbuh kembang anak, bukan sebaliknya menjadi ancaman bagi masa depan mereka.
Kegiatan Program PkM ini digagas oleh tim dosen Ilmu Komunikasi Unpam yang terdiri dari Hermin Kusumajati, S.I.Kom., M.A., Ikrimatul Amal, S.Kom.I., M.I.Kom., Maria Consulata Wening W, S.I.Kom., M.I.Kom., Yulinda Nur Fitriana, S.I.Kom., M.I.Kom., Jasmin Jannatania, S.I.Kom., M.I.Kom., serta Wasvita Sari, S.Kom.I., M.A.
Mereka hadir memberikan pemaparan, diskusi, serta solusi praktis bagi orang tua dalam menghadapi tantangan pengasuhan anak di era digital. (*)
| Pewarta | : A Riyadi |
| Editor | : Ronny Wicaksono |