TIMES TANGERANG, JAKARTA – Ketika suhu udara tak menentu seperti sekarang ini dan angin malam kerap menusuk hingga ke tulang, masyarakat Indonesia memiliki satu istilah yang merangkum berbagai keluhan ringan: masuk angin.

Meski tak dikenal dalam terminologi medis global, kondisi ini menggambarkan gejala seperti perut kembung, pusing, menggigil, hingga rasa tak nyaman di badan.

Di tengah serbuan obat modern, minuman tradisional tetap menjadi pilihan utama banyak keluarga sebagai penangkal alami.

Minuman ini diracik dari bahan dapur sehari-hari seperti jahe, kunyit, serai, dan rempah-rempah lain yang telah digunakan secara turun-temurun.

Kekuatan Rempah dari Alam

Indonesia dikenal sebagai negeri rempah-rempah. Dalam dunia pengobatan tradisional, bahan seperti jahe merah, kunyit, kayu manis, cengkeh, dan daun pandan memiliki khasiat yang telah lama dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan.

Rempah-rempah tersebut mengandung senyawa aktif seperti gingerol pada jahe dan kurkumin pada kunyit, yang secara ilmiah terbukti memiliki efek antiradang, antioksidan, dan memperlancar peredaran darah.

Dalam bentuk minuman hangat, senyawa ini membantu memberikan kehangatan dari dalam tubuh, mengurangi mual, serta mengembalikan energi setelah aktivitas padat atau saat cuaca dingin.

Beberapa minuman tradisional yang dikenal luas sebagai penangkal masuk angin antara lain:

1. Wedang Jahe :
Air rebusan jahe segar dengan tambahan gula aren atau madu, dikenal memberikan efek hangat sekaligus menenangkan pencernaan.

2. Kunyit Asam :
Campuran parutan kunyit, asam jawa, dan gula merah. Umum dikonsumsi sebagai penyegar tubuh yang juga meredakan nyeri ringan.

3. Bandrek dan Bajigur :
Minuman khas Sunda dengan santan dan rempah seperti jahe dan cengkeh. Umumnya dikonsumsi saat malam hari atau musim hujan.

4. Wedang Uwuh :
Minuman khas Yogyakarta yang menggabungkan berbagai rempah seperti kayu secang, cengkeh, pala, dan serai, kaya antioksidan dan beraroma khas.

5. Teh Serai dan Lemon :
Kombinasi serai dan air lemon dalam seduhan hangat berfungsi memperkuat imunitas dan membantu mengatasi kembung.

Perpaduan Tradisi dan Sains

Penggunaan minuman rempah sebagai bagian dari pengobatan tradisional bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga memiliki dasar ilmiah.

Beberapa penelitian farmakologi menyatakan bahwa bahan seperti jahe dan kunyit efektif mengatasi gangguan ringan seperti mual, pegal otot, dan gangguan saluran pernapasan atas.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, pendekatan preventif melalui konsumsi minuman rempah juga dinilai lebih aman karena minim efek samping dibandingkan penggunaan obat berbahan sintetis, terutama untuk keluhan ringan.

Warisan Leluhur yang Terjaga

Di berbagai daerah di Indonesia, konsumsi minuman tradisional ini bukan hanya bersifat fungsional, tetapi juga menjadi bagian dari kebiasaan harian.

Dalam praktiknya, bahan-bahan rempah ini mudah ditemukan di pasar tradisional dan bisa diolah secara sederhana di rumah tanpa memerlukan alat khusus. Inilah yang membuat minuman tradisional tetap relevan, bahkan di era serba praktis sekalipun.

Minuman tradisional penangkal masuk angin mencerminkan kekayaan kearifan lokal Indonesia. Dari dapur-dapur rumah sederhana hingga penelitian laboratorium modern, rempah-rempah Nusantara terbukti menyimpan potensi besar dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Dengan tetap menjaga kualitas bahan dan cara penyajian yang higienis, minuman warisan ini tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai alami dalam merawat tubuh. (*)