https://tangerang.times.co.id/
Gaya Hidup

Bandung Philharmonic Orchestra Academy Hadirkan Pelatihan Musik Klasik untuk Anak Muda

Minggu, 06 Juli 2025 - 23:03
Bandung Philharmonic Orchestra Academy Hadirkan Pelatihan Musik Klasik untuk Anak Muda Para musisi handal kelahiran Bandung memperlihatkan skill bermusik yang luar biasa pada acara Bandung Philharmonic (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

TIMES TANGERANG, BANDUNGKota Bandung kembali menjadi sorotan dunia musik klasik nasional melalui penyelenggaraan Bandung Philharmonic Orchestra Academy, sebuah program pendidikan orkestra yang dirancang secara intensif untuk para musisi muda.

Program ini digagas oleh Bandung Philharmonic, sebuah lembaga musik klasik yang telah berdiri sejak tahun 2016 dan dikenal konsisten mengembangkan ekosistem musik orkestra di Indonesia.

Salah satu pendiri Bandung Philharmonic, Airin Efferin, dalam wawancara eksklusif menyampaikan bahwa program ini tidak hanya menjadi wadah pelatihan musik, melainkan juga menjadi jembatan bagi para pelajar musik klasik untuk memahami esensi bermain dalam sebuah orkestra secara menyeluruh.

“Banyak anak muda yang belajar musik secara individu - les biola, piano, atau cello — tetapi mereka tidak pernah mendapat kesempatan untuk bermain dalam sebuah orkestra. Padahal bermain dalam tim besar seperti orkestra membutuhkan kemampuan berinteraksi, mendengar, dan merespons secara musikal,” jelas Airin.

Kelas Intensif dari Mentor Profesional

Bandung Philharmonic Orchestra Academy menghadirkan total 16 pengajar profesional dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.

Selama seminggu penuh, para pengajar ini membimbing peserta dalam sesi latihan intensif, yang mencakup teknik bermain alat musik sesuai spesialisasi, serta latihan ansambel bersama.

Sebagai bentuk pembuka dari rangkaian kegiatan, konser bertajuk Opening Concert telah digelar dengan menghadirkan dua musisi istimewa: Xu Xiang Yang, violinis kelahiran Bandung yang kini berbasis di Singapura, dan Yohana Singh, pianis asal Bandung yang telah malang melintang di kancah musik klasik Indonesia.

Kolaborasi dua musisi lintas negara ini menandai awal dari kegiatan pelatihan, sekaligus menampilkan kualitas musik klasik yang kaya dan menginspirasi.

“Xu Xiang memang sudah lama menjadi sahabat kami. Ia lahir di Bandung, dan meski kini menjadi warga negara Singapura, semangatnya untuk berkontribusi di kota kelahirannya sangat besar. Saat kami sedang mencari guest star, secara kebetulan ia menghubungi kami karena hendak ke Jakarta. Dari situlah ide ini muncul,” kenang Airin.

Sementara itu, gala konser puncak dari para peserta muda digelar Minggu pada 6 Juli 2025, di mana mereka akan menampilkan komposisi hasil latihan selama seminggu penuh.

Antusiasme publik terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Tiket konser puncak telah terjual habis jauh hari sebelumnya, sementara untuk konser pada 5 Juli yang menampilkan para pengajar orkestra masih tersedia dan tetap diminati oleh pecinta musik klasik.

Menurut Airin, penyelenggaraan akademi orkestra seperti ini merupakan yang pertama di Indonesia dengan skala dan intensitas yang tinggi. Dengan total 16 pengajar dari berbagai disiplin instrumen, para peserta memperoleh pengajaran langsung sesuai spesialisasi instrumen mereka - sebuah pendekatan pedagogis yang sangat penting dalam dunia musik klasik.

“Setiap instrumen dalam orkestra memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda. Untuk bisa membentuk orkestra yang solid, kita perlu memberikan pelatihan secara spesifik dan mendalam sesuai jenis instrumen. Itulah mengapa kami mengundang begitu banyak pengajar profesional,” jelas Airin.

Tentang Bandung Philharmonic Orchestra

Bandung Philharmonic sendiri telah hadir selama hampir satu dekade dan dikenal sebagai pelopor dalam menghadirkan konser musik klasik secara reguler di Bandung. Namun, baru tahun ini mereka meluncurkan program akademi orkestra sebagai bentuk nyata pembinaan generasi baru.

Airin menegaskan bahwa ke depan, Bandung Philharmonic berkomitmen menjadikan program ini sebagai kegiatan tahunan.

Selain mencetak generasi baru musisi orkestra, ia juga berharap inisiatif ini mampu menjadi inspirasi bagi lembaga musik lainnya di Indonesia untuk lebih serius dalam membangun pendidikan musik berbasis kolaborasi dan praktik orkestra.

“Harapannya, ini bukan hanya tentang konser, tetapi tentang pembentukan karakter, kerja sama, dan semangat bermusik bersama. Karena pada akhirnya, orkestra adalah tentang harmoni — bukan hanya dalam musik, tapi juga dalam kehidupan,” tutup Airin.

Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan pendidikan yang progresif, Bandung Philharmonic Orchestra Academy membuktikan bahwa Bandung tetap menjadi barometer penting perkembangan seni musik klasik di Indonesia. (*)

Pewarta : Djarot Mediandoko
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tangerang just now

Welcome to TIMES Tangerang

TIMES Tangerang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.