TIMES TANGERANG, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya agar kuota petugas haji Indonesia ditambah, mengingat jumlah jemaah haji dari Indonesia adalah yang terbesar di dunia serta banyaknya jemaah lanjut usia.
"Kemenag sedang mengikhtiarkan menambah kuota petugas, mudah-mudahan dikabulkan. Kalau tidak, 2.200 (kuota) ini akan dimaksimalkan," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Kuota Petugas Haji Masih Kurang
Tahun ini, Indonesia mendapat kuota jemaah sebanyak 221.000 orang, sementara jumlah petugas haji hanya 2.200 orang, atau sekitar 1 persen dari total jemaah.
Jumlah ini dinilai masih kurang, terutama untuk mendampingi jemaah dalam setiap kelompok terbang (kloter). Dalam satu kloter, minimal dibutuhkan lima orang petugas, yang terdiri dari satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah, dua perawat, dan satu dokter.
Jika jumlah kloter mencapai 500-an, maka idealnya dibutuhkan 2.500 petugas hanya untuk kloter saja, belum termasuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
"Kalau sekarang kuotanya baru 2.200, idealnya 4.500 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya," ujar Kamaruddin.
Strategi Optimalisasi dan Tantangan di Saudi
Di tengah upaya memperoleh tambahan kuota petugas haji 1446 H/2025 M, Kemenag melakukan sejumlah langkah untuk mengoptimalkan kinerja petugas. Salah satunya adalah analisis beban kerja, yang dilakukan bersama Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan (LK3P) Universitas Indonesia.
"Kita sudah kaji dengan LK3P UI untuk menghitung beban kerja dan lain-lain. Dari kuota petugas saat ini sebanyak 2.210 orang, sebenarnya kita masih membutuhkan 1.000 orang tambahan," kata Direktur Bina Haji Kemenag, Musta’in Ahmad.
Tantangan terbesar dalam mendapatkan tambahan kuota petugas haji adalah kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yang hanya memberikan kuota petugas sebesar 1 persen dari total jemaah.
"Di satu sisi kita harus meyakinkan Saudi tentang perlunya jumlah petugas yang memadai bagi karakteristik jemaah haji Indonesia. Di sisi lain, Saudi sedang membangun sistem layanan digital serta pemberdayaan petugas dari Saudi sendiri, sehingga mereka beranggapan tidak lagi memerlukan banyak petugas," ujar Musta’in.
Kemenag berharap upaya ini dapat menghasilkan solusi terbaik agar jemaah haji Indonesia tetap mendapatkan layanan maksimal di Tanah Suci. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kemenag RI Upayakan Penambahan Kuota Petugas Haji 2025
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Imadudin Muhammad |