TIMES TANGERANG, TANGERANG – Di era digital sekarang yang seba cepat ini, kemampuan untuk memahami, menilai dan menggunakan informasi digital secara bijak telah menjadi keterampilan yang sangat penting.
Literasi digital bukan hanya tentang mampu mengoperasikan atau menjelajah internet, tetapi juga tentang memahami bagaimana informasi disebarkan, bagaimana membedakan antara fakta dan hoaxs, serta bagaimana berperilaku etis dan bertanggung jawab di dunia maya.
Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang masih tertinggal dalam hal ini. Meskipun akses internet sangat meningkat pesat, tidak semua pengguna memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana dunia digital bekerja.
Hal ini terlihat dari maraknya penyebaran berita palsu, ujaran kebencian dan informasi menyesatkan yang seringkali di teruskan tanpa memverifikasi lagi. Dan ini bukan hanya membahayakan diri sendiri tetapi bisa juga mengancam stabilitas sosial dan demokrasi.
Salah satu penyebab utama rendahnya literasi digital adalah kurangnya pendidikan digital yang terstruktur di sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kurikulum pendidikan kita masih terlalu fokus pada aspek teknis dan belum cukup membekali siswa dengan keterampilan berfikir kritis dalam menyikapi informasi yang mereka konsumsi setiap hari. Padahal anak-anak dan remaja saat ini tumbuh sebagai generasi digital yang sebagian besar hidupnya terhubung dengan dunia maya.
Literasi digital juga sangat penting dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Dunia kerja semakin mengandalkan teknologi dan otomatisasi.
Mereka yang tidak bisa memahami cara kerja platform digital, privasi data atau komunikasi daring yang efektif akan tertinggal. Ini bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga kemampuan adaftif dan analitis yang di bentuk melalui literasi digital.
Untuk meningkatkan literasi digital semua pihak sangat di butuhkan. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendorong edukasi digital sejak dini, termasuk program-program untuk guru, orang tua dan masyarakat umum.
Media massa dan platform digital juga harus lebih aktif dalam menyaring informasi dan memberikan edukasi kepada penggunanya. Selain itu kita juga, harus menggambil peran aktif dengan terus belajar kritis terhadap informasi yang mereka terima.
Kita tidak bisa lagi berpangku tangan dan membiarkan masyarakat terjebak dalam informasi digital yang tidak terkendali. Literasi digital bukan hanya pilihan, melainkan kebutuhan dasar di abad ke-21.
Dengan literasi digital yang baik, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan perubahan zaman mampu beradaptasi secara sehat dalam diskusi public, serta menciptakan ekosistem digital yang aman, inklusif dan produktif.
Dengan membekali masyarakat dengan literasi digital yang kuat, kita sedang menyiapkan fondasi bagi masa depan yang lebih cerdas dan berdaya.
Kemampuan untuk memverifikasi informasi, algoritma media sosia, serta menjaga keamanan data pribadi bukan lagi keterampilan tambahan melainkan menjadikan bagian penting dari kehidupan sehari hari. Selain itu literasi juga berkaitan erat dengan pembentukan karakterdan etika digital.
Di dunia maya jejak digital yang sering kita tinggalkan bisa berdampak panjang. Oleh karna itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab dan integritas sejak dini, agar generasi muda tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga bijak dalam berinteraksi.
Kesenjangan digital juga menjadi tantangan yang harus diatasi bersama. Masih banyak wilayah di Indonesia yang belum memiliki akses internet yang memadai.
Literasi digital yang merata tidak akan tercapai pemerataan infrastruktur. Maka dari itu perlu sekali sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk memastikan bahwa transformasi digital tidak meninggalkan siapa pun.
Kita hidup di masa ketika informasi dapat menyebar dalam hitungan beberapa detik dan opini public dapat di bentuk oleh satu unggahan viral dalam situasi seperti ini, literasi digital adalah tameng kita dari manipulasi, disinformasi dan polarisasi.
Masyarakat yang literat secara digital akan lebih tangguh dalam menyaring informasi, lebih tahan terhadap provokasi dan lebih siap menjadi bagian dari solusi, bukan justru memperburuk keadaan.
Dengan membangun literasi digital sejak dini, kita tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas dalam teknologi, tetapi juga generasi yang siap menghadapi masa depan dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
Literasi digital bukan hanya sekedar keterampilan, melainkan fondasi bagi kemajuan bangsa bagi di era modern ini.
***
*) Oleh : Ray Mandala Putra, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |